Indonesia
menutup tahun dengan serentetan kasus pelanggaran HAM. Sejak terkuaknya kasus
Meisuji di Lampung, penembakan di Bima NTB, kekerasan di Papua yang tak kunjung
tertuntaskan, aksi bakar diri Sondang Hutagalung dengan segala kebuntuan
pikiranya tentang harapan penegakan HAM di negeri ini, dan kasus serupa lainya
yang mungkin akan terjadi ditahun mendatang.
Ini menandakan penghargaan terhadap HAM di negeri ini masih tanda tanya. Bahkan titik permasalahan yang sangat berat ketika pembunuhan dan pelanggaran HAM menjadi sebuah kewajaran. Hal seperti ini tak terlepas dari pemahaman HAM yang keliru.
Ini menandakan penghargaan terhadap HAM di negeri ini masih tanda tanya. Bahkan titik permasalahan yang sangat berat ketika pembunuhan dan pelanggaran HAM menjadi sebuah kewajaran. Hal seperti ini tak terlepas dari pemahaman HAM yang keliru.
Fakta lemahnya pemahaman arti
penting HAM di Indonesia mengakibatkan rendahnya martabat manusia. Karenanya
dibutuhkan sosialisasi dan penyegaran kembali akan makna HAM yang holistik.
Selama ini pemahaman HAM yang ada dalam benak masyarakat hanyalah sebatas
pengetahuan terminologi (baca, Davies : HAM Dunia) seperti : pembunuhan tanpa
alasan, penahanan tanpa proses peradilan, pelenyapan, penyiksaan, eksekusi di
luar peradilan, hukum mati – inilah yang banyak disebut dengan pelanggaran HAM.
Padahal kenyataanya, HAM, secara
keseluruhan bersinonim dengan hak-hak sipil dan politik. Terkadang juga
termasuk hak-hak budaya tertentu seperti hak bertutur kata dalam bahasa
tertentu atau hak untuk mempraktekan agama tertentu, juga dimasukan dalam
defenisi Hak Asasi Manusia.
Pemaknaan HAM di Indonesia yang
sesuai dengan pemahaman hakiki bisa ditempuh dengan banyak cara, asal ada
kemauaan dan kesungguhan yang berlandaskan kesadaran hukum tinggi oleh rakyat
Indonesia, terlebih aparat penegak hukum yang makin minim kontrol.
Pemahaman HAM yang hakiki bisa
dimulai dari pendidikan keluarga, kemudian berlanjut ke sekolah. Pemahaman awal
seperti ini sangat penting untuk menanamkan pemahaman arti penting sebuah kebebasan
hidup. Pemahaman HAM juga harus diberikan dalam praktek konkrit aparat penegak
hukum karena akhir-akhir ini justru aparat penegak hukum yang banyak memberikan
contoh pelanggaran terhadap HAM. karnanya penegak hukum harus memperbaiki citra
yang buruk ini agar pemaknaan HAM yang hakiki bisa dicontoh oleh seluruh rakyat
Indonesia. Bukan hanya sebatas itu, aparat penegak hukum wajib meninjau dan
memahami kembali UU tentang penertiban massa aksi agar tidak terjadi lagi
benturan dengan UU HAM.
Dengan kesungguhan menuju penegakan Hak
Asasi Manusia yang holistik, mudah-mudahan masyarakat bisa merasakan sebuah kemerdekan
hidup di tanah pelindung hak asasi yang bernama Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar