Pengantar Analisis Wacana

      Wacana. Selama hampir sepuluh tahun terakhir ini, istilah ‘wacana’ sedang hangat dibicarakan di mana-mana baik dalam perdebatan maupun teks-teks ilmiah. Tetapi sayangnya penggunaan kata wacana sering kali disalah artikan, bahkan digunakan sembarangan tanpa mendefinisikan terlebih dahulu. Akibatnya konsep wacana menjadi taksa, maknanya menjadi kabur, atau penggunaan maknanya secara berbeda dalam konteks-konteks yang berbeda. Kebanyakan kasus yang mendasari penggunaan kata ‘wacana’ adalah gagasan umum bahwa bahasa ditata menurut pola-pola yang berbeda yang diikuti oleh ujaran para pengguna bahasa ketika mereka ambil bagian dalam dominan-dominan kehidupan sosial yang berbeda, misalnya dalam domain wacana perpolitikan dan wacana sosial kebudayaan (Marianne Jorgensen: 2007, v) .

          Meskipun demikian definisi berdasarkan akal sehat seperti ini tidak banyak membantu menjelaskan apa sesungguhnya wacana-wacana itu, bagaimana wacana-wacana itu berfungsi, atau bagaimana cara menganalisisnya, atau bagaimana cara menganalisisnya. Dengan demikian, harus dicari teori-teori dan metode-metode analisi wacana yang lebih canggih.
         Marilah kita perhatikan beberapa contoh kemungkinan penerapan analisis wacana berikut ini. Misalnya, analisis wacana bisa digunakan sebagai kerangka analisis identitas kebangsaan. Bagaimanakan kita bisa memahami identitas kebangsaan dan konsekuensi-konsekuensi apa sajakah yang ditimbulkan oleh pembagian dunia ini ke dalam negara-negara bangsa?. Untuk menganalisisnya banyak bentuk teks dan pembicaraan yang berbeda yang bisa dipilih. Misalnya fokus perhatian bisa ditujukan pada pengkonstruksian secara kewacanaan identitas kebangsaan dalam buku-buku ajaran sejrah Indonesia. Alernatifnya kita bisa memilih untuk mengeksplorasi signifikasi identitas kebangsaan berdasarkan interaksi antar orang-orang yang berada dalam satu konteks organisasi.
         Dalam menganalisis wacana, ada beberapa pendekatan yang penting untuk diperhatikan, sesungguhnya ada banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan analisis wacana. Slembrouck membukukan sekitar 8 pendekatan analisis wacana termasuk di antaranya filsafat analitis, linguistik, post-strukturalis, semiotik, cultural studies, teori-teori sosial. Karena keterbatasan, dalam makalah ini akan dibentangkan 3 analisis wacana menurut pendekatan atau episteme empirime positivistik, fenomenologi dan post-strukturalisme, khususnya teori wacana Foucault.


                [1] Marianne Jorgensen dan Louise Philips, Analisa Wacana, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), hlm. v

0 komentar:

Posting Komentar